Teori ini di
gagas pertama kali oleh madeleine Leininger yang di inspirasi oleh pengalaman
dirinya sewaktu bekerja sebagai perawat spesialis anak di Midwestern United
States pada tahun 1950. Saat itu ia melihat adanya perbedaan perilaku di antara
anak yang berasal dari budaya yang berbeda. Fenomena ini membuat leininger
menelaah kembali profesi keperawatan. Ia mengidentifikasi bahwa pengetahuan
perawat untuk memahami budaya anak dalam layanan keperawatan ternyata masih
kurang.
Pada tahun 1960,
leinger pertama kali menggunakan kata transclutural nursing,
ethnonursing, dancross-cultural nursing. Akhirnya, pada
tahun 1985, leininger memublikasikan teory nya untuk pertama kali, sedangkan
ide-ide dan teoriny sudah di presentasikan pada tahun 1988. Teory leininger
kemudian di sebut sebagai cultural care dieversity and
universality. tetapi para ahli lebih sering menyebutnyatranscultural
nursing theory atau teori keperawatan transkultural
Keperawatan
transkultural merupakan suatu arah utama dalam keperawatan yang berfokus pada
study komparatif dan analisis tentang budaya dan sub budaya yang berbeda di
dunia yang menghargai perilaku caring, layanan keperawatan,
niai-nilai, keyakinan tentang sehat sakit, serta pola-pola tingkah laku yang
bertujuan mengembangkan body of knowladge yang ilmiah dan
humanistik guna memberi tempat praktik keperawatan pada budaya tertentu dan
budaya universal (Marriner-Tomey, 1994). Teori keperawatan transkultural ini
menekankan pentingnya peran keperawatan dalam memahami budaya klien
Pemahaman yang
benar pada diri perawat mengenai budaya klien, baik individu, keluarga,
kelompok, maupun masyarakat, dapat mencegah terjadinya culture
shock maupun culture imposition.Cultural
shock terjadi saat pihak luar (perawat) mencoba mempelajari atau beradaptasi
secara efektif dengan kelompok budaya tertentu (klien) sedangkan culture
imposition adalah kecenderungan tenaga kesehatan (perawat), baik
secara diam-diam mauoun terang-terangan memaksakan nilai-nilai budaya,
keyakinan, dan kebiasaan/perilaku yang dimilikinya pda individu, keluarga, atau
kelompok dari budaya lain karena mereka meyakini bahwa budayanya lebih tinggi
dari pada budaya kelompok lain.
Teory keperawatan transkultural matahari terbit, sehinnga di
sebut juga sebagai sunrise modelmatahari terbit (sunrise
model ) ini melambangkan esensi keperawatan dalam transkultural yang
menjelaskan bahwa sebelum memberikan asuhan keperawatan kepada klien (individu,
keluarga, kelompok, komunitas, lembaga), perawat terlebih dahulu harus
mempunyai pengetahuan mengenai pandangan dunia (worldview) tentang
dimensi dan budaya serta struktur sosial yang, bersyarat dalam lingkungan yang
sempit.
Dimensi budaya
dan struktur sosial tersebut menurut Leininger di pengaruhi oleh tujuh faktor,
yaitu teknologi, agama dan falsafah hidup, faktor sosial dan kekerabatan,
Peran perawatan
pada transcultural nursing teory ini adalah menjebatani
antara sistem perawatan yang dilakukan masyarakat awam dengan sistem perawatan
prosfesional melalui asuhan keperawatan. Eksistensi peran perawat tersebut
digambarkan oleh leininger.oleh karena itu perawat harus mampu membuat
keputusan dan rencana tindakan keperawatan yang akan diberikan kepada
masyarakat. Jika di sesuaikan dengan proses keperawatan, hal tersebut merupakan
tahap perencanaan tindakan keperawatan.
Tindakan
keperawatan yang diberikan kepada klien harus tetap memperhatikan tiga perinsip
asuhan keperawatan, yaitu :
1.
culture care preservation/maintenance, yaitu prinsip membantu,memfasilitasi,atau memperhatikan fenomena budaya
guna membantu individu menentukan tingkan kesehatan dan gaya hidup yang di
inginkan.
2.
Culture care accommodation/negatiation,yaitu prisip membantu,memfasilitasi, ataumemperhatikan fenomena
budaya,yang merefleksikan cara-cara untuk beradaptasi,atau bernegosiasi atau
mempertimbangkan kondisi kesehatan dan gaya hidup individu atau klien.
3.
culture care repatterning/restructuring,yaitu :prinsip merekonstruksiatau mengubah desain untuk
membantu memperbaiki kondisi kesehatan dan pola hidup klien kearah lebih baik.
Konsep
dalam Transkultural
a.
Budaya
Adalah norma
atau aturan tindakan dari anggota kelompok yang dipelajari, dan dibagi serta
memberi petunjuk dalam berfikir, bertindak dan mengambil keputusan.
b. Nilai budaya
Adalah keinginan
individu atau tindakan yang lebih diinginkanatau sesuatu tindakan yang
dipertahankan pada suatu waktu tertentu danmelandasi tindakan dan keputusan.
c. Perbedaan budaya
Dalam asuhan
keperawatan merupakan bentuk yangoptimal dari pemberian asuhan keperawatan,
mengacu pada kemungkinanvariasi pendekatan keperawatan yang dibutuhkan untuk
memberikan asuhanbudaya yang menghargai nilai budaya individu, kepercayaan dan
tindakantermasuk kepekaan terhadap lingkungan dari individu yang datang dan
individu yang mungkin kembali lagi (Leininger, 1985).
d. Etnosentris
Diantara
budaya-budaya yang dimiliki oleh orang lain. adalah persepsi yang dimiliki oleh
individu yang menganggap bahwa budayanya adalah yang terbaik
e. Etnis
Berkaitan dengan
manusia dari ras tertentu atau kelompok budaya yang digolongkan menurut
ciri-ciri dan kebiasaan yang lazim.
f. Ras
Adalah perbedaan
macam-macam manusia didasarkan pada mendiskreditkan asal muasal manusia.
g. Etnografi
Adalah ilmu yang
mempelajari budaya. Pendekatan metodologi pada penelitian etnografi
memungkinkan perawat untuk mengembangkan kesadaran yang tinggi pada perbedaan
budaya setiap individu, menjelaskan dasar observasi untuk mempelajari
lingkungan dan orang-orang, dan saling memberikan timbal balik diantara
keduanya.
h. Care
Adalah fenomena
yang berhubungan dengan bimbingan, bantuan, dukungan perilaku pada individu,
keluarga, kelompok dengan adanya kejadian untuk memenuhi kebutuhan baik actual
maupun potensial untuk meningkatkan kondisi dan kualitas kehidupan manusia.
i. Caring
Adalah tindakan
langsung yang diarahkan untuk membimbing,mendukung dan mengarahkan individu,
keluarga atau kelompok pada keadaan yang nyata atau antisipasi kebutuhan untuk
meningkatkan kondisi kehidupan manusia
j. Cultural Care
Berkenaan dengan
kemampuan kognitif untuk mengetahui nilai,kepercayaan dan pola ekspresi yang
digunakan untuk mebimbing, mendukung atau memberi kesempatan individu, keluarga
atau kelompok untuk mempertahankan kesehatan, sehat, berkembang dan bertahan
hidup, hidup dalam keterbatasan dan mencapai kematian dengan damai.
k. Cultural imposition
Berkenaan dengan
kecenderungan tenaga kesehatan untuk memaksakan kepercayaan, praktik dan nilai
diatas budaya orang lainkarena percaya bahwa ide yang dimiliki oleh perawat
lebih tinggi daripada kelompok lain.
Leininger (1985)
mengartikan paradigma keperawatan transkultural sebagai cara pandang,
keyakinan, nilai-nilai, konsep-konsep dalam terlaksananya asuhan keperawatan
yang sesuai dengan latar belakang budaya terhadap empat konsep sentral
keperawatan, yaitu :
- manusia,
- sehat,
- lingkungan dan
- Keperawatan.
Proses
keperawatan Transkultural.
Model konseptual
yang dikembangkan oleh Leininger dalam menjelaskan asuhan keperawatan dalam
konteks budaya digambarkan dalam bentuk matahari terbit (Sunrise Model)
Pengkajian
Pengkajian dirancang berdasarkan 7
komponen yang ada pada “Sunrise Model” yaitu :
a. Faktor agama dan falsafah hidup
(religious and philosophical factors)
b. Faktor sosial dan keterikatan
keluarga (kinship and social factors)
c. Nilai-nilai budaya dan gaya hidup
(cultural value and life ways)
d. Faktor kebijakan dan peraturan yang
berlaku (political and legal factors)
e. Faktor ekonomi (economical factors)
f. Faktor pendidikan (educational
factors)
g. Faktor tekhnologi
Diagnosa keperawatan
Terdapat tiga diagnose keperawatan yang
sering ditegakkan dalam asuhan keperawatan transkultural yaitu :
- Gangguan komunikasi verbal berhubungan
dengan perbedaan kultur,
- Gangguan interaksi sosial berhubungan
disorientasi sosiokultural dan
- Ketidak patuhan dalam pengobatan
berhubungan dengan sistem nilai yang diyakini.
Perencanaan keperawatan
Cultural care preservation/maintenance
1) Identifikasi perbedaan konsep antara
klien dan perawat tentang proses melahirkan dan perawatan bayi
2) Bersikap tenang dan tidak
terburu-buru saat berinterkasi dengan klien
3) Mendiskusikan kesenjangan budaya yang
dimiliki klien dan perawat
Cultural care accomodation/negotiation
1) Gunakan bahasa yang mudah dipahami
oleh klien
2) Libatkan keluarga dalam perencanaan
perawatan
3) Apabila konflik tidak terselesaikan,
lakukan negosiasi dimana kesepakatan berdasarkan pengetahuan biomedis,
pandangan klien dan standar etik.
Cultural care repartening/reconstruction
1) Beri kesempatan pada klien untuk
memahami informasi yang diberikan dan melaksanakannya.
2) Tentukan tingkat perbedaan pasien
melihat dirinya dari budaya kelompok
3) Gunakan pihak ketiga bila perlu.
4) Terjemahkan terminologi gejala pasien
ke dalam bahasa kesehatan yang dapat dipahami oleh klien dan keluarga.
5) Berikan informasi pada klien tentang
sistem pelayanan kesehatan.
Evaluasi
Evaluasi asuhan keperawatan transkultural dilakukan terhadap keberhasilan klien
tentang mempertahankan budaya yang sesuai dengan kesehatan, mengurangi budaya
klien yang tidak sesuai dengan kesehatan atau beradaptasi dengan budaya baru
yang mungkin sangat bertentangan dengan budaya yang dimiliki klien. Melalui
evaluasi dapat diketahui asuhan keperawatan yang sesuai dengan latar belakang
budaya klien.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar